Upaya Mewujudkan Sustainable Development Goals Keenam dalam Seminar Nasional Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi di Itenas
Himpunan Mahasiswa Sipil Itenas (HMSI) telah menyelenggarakan seminar nasional program studi Teknik Sipil dengan tajuk “Optimalisasi Pengelolaan Ketersediaan Air Bersih dan Sanitasi di Indonesia dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6” pada Kamis (25/5/2023) di Gedung Serba Guna (GSG) Bale Dayang Sumbi Itenas. Acara ini merupakan salah satu dari serangkaian acara yang diprakarsai HMSI dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang merupakan pakar di bidangnya.
Seminar nasional ini terbuka untuk umum, khususnya yang memiliki concern mengenai pengelolaan air bersih dan sanitasi. Tercatat sekitar 360 peserta yang berasal dari Bandung, bahkan ada yang datang jauh dari berbagai kota dan provinsi seperti Jakarta, Ponorogo, atau pulau Sumatra. Berdasarkan informasi yang disampaikan Bapak Ir. Kamaludin, M.T., M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil, seminar nasional ini akan mengangkat topik seputar ketersediaan air bersih dan sanitasi, pengelolaan sumber daya air, teknologi terbaru, serta kebijakan dan regulasi terkait yang diterapkan di Indonesia.
“Diskusi ini akan memperkaya pemahaman kita tentang tantangan yang dihadapi dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengoptimalkan pengelolaan kesediaan air dan sanitasi di Indonesia. Melalui kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan masyarakat, itu akan menjadi kunci kesuksesan dalam mencapai tujuan bersama,” ujar Bapak Kamaludin.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Rektor Itenas Prof. Meilinda Nurbanasari, Ph.D. Beliau mengatakan pemilihan tema untuk seminar ini sudah tepat karena air bersih merupakan kebutuhan yang paling penting dan harus terjamin dengan baik melalui pengelolaan yang benar bersamaan dengan sanitasi. Materi mengenai pengelolaan air bersih dan sanitasi, menurut beliau juga, bisa dijadikan program implementasi Tridharma Perguruan Tinggi. Perihal pengabdian kepada masyarakat menjadi satu di antara implementasi tersebut.
“Kepada para peserta, dimohon untuk menjadikan seminar ini sebagai ajang untuk bisa menggali ilmu sebanyak-banyaknya dari pakar yang sudah hadir pada hari ini. Semoga ke depannya kita bisa bangun kembali bagaimana manajemen (air bersih dan sanitasi) yang baik agar kita bisa berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat,” ungkap Prof. Meilinda dalam sambutan acara tersebut.
Dibawakan oleh Bapak Bagas Yoga Pratama, S.Tr.T., M.T. sebagai moderator, seminar ini diawali dengan pemaparan materi yang dibawakan Prof. Dr. Ing. Ir. Prayatni Soewondo, M.S. yang merupakan Guru Besar Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB. Secara garis besar, Prof. Prayatni membahas mengenai penyediaan air bersih dan sanitasi, upaya/cara teknis dalam penyediaan layanan air bersih dan sanitasi, apa saja upaya optimalisasi dalam penyediaan air bersih. Terkait upaya penyediaan layanan air bersih, dapat dilakukan dengan pengadaan hidran umum dari PDAM/truk air maupun program dari corporate social responsibility (CSR). Selain itu, terkait upaya yang dapat dilakukan terbagi ke dalam segi teknis maupun non teknis seperti pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat dan juga pengembangan kebijakan dari pemerintah.
Materi kedua disampaikan Prof(R) Dr. Drs. Waluyo Hatmoko, M.Sc. dengan topik “Strategi Jitu Pengelolaan Infrastruktur Sumber Daya Air untuk Mendukung Air Bersih dan Sanitasi”. Intisari dari topik tersebut yakni strategi pengelolaan infrastuktur sumber daya air yang berkaitan dengan SDGs yang keenam (air bersih dan sanitasi yang layak) yang terdiri dari: 1) Pengelolaan sumber daya air; 2) Strategi pengelolaan yang berhubungan dengan pemerintah, masyarakat, mahasiswa, dan cendekiawan; 3) Pengelolaan infrastruktur yang dilihat dari tahap perencanaan dan tahap operasi; dan 4) Pemilihan strategi yang tepat untuk menentukan kinerja pengelolaan sumber daya air dengan kriteria tertentu.
Materi ketiga sekaligus terakhir disampaikan Anggiani Retno Khoirunisyah, S.T., IPP. yang membahas dari pembangunan infrastruktur sumber daya air, serta upaya sederhana yang bisa dilakukan oleh individu untuk melestarikan lingkungan dan pelestarian sumber daya air. Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pemerintah berencana akan membangun 61 bendungan baru, melakukan optimasi terhadap 231 bendungan, melakukan revitalisasi terhadap 500 waduk dan 2 juta hektar sistem irigasi, dan membangun 500 hektar sistem irigasi baru. Selain topik tersebut, beliau mengajak untuk menerapkan perilaku yang mendukung SDGs keenam dengan mengurangi penggunaan air secara berlebihan, membuat lubang biopori, dan mengurangi jumlah sampah.
Seminar nasional ini diharapkan dapat menjadi awal untuk dari langkah-langkah nyata menuju optimalisasi pengelolaan kebersihan air dan sanitasi di Indonesia, sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6 yakni air bersih dan sanitasi yang layak.