Bandung, 16 September 2025 – Rangkaian Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) Itenas 2025 berlanjut ke hari keempat dengan menghadirkan berbagai materi yang membekali mahasiswa baru dalam menghadapi tantangan era modern. Topik yang diangkat meliputi literasi digital, pemahaman demokrasi dan HAM, pencegahan bullying, pembangunan kepercayaan diri, hingga pentingnya toleransi di tengah keberagaman.

Hari dimulai dengan pemaparan Dr. Asep Iwan Iriawan, S.H., M.Hum. mengenai Bijak Bermedsos di Era Digital dan UU ITE. Mahasiswa diajak memahami etika bermedia sosial, mulai dari menyaring informasi, menjaga privasi, hingga menghindari ujaran kebencian dan hoax. Ia menegaskan bahwa setiap jejak digital memiliki konsekuensi jangka panjang. Dengan memahami landasan hukum UU ITE, mahasiswa diharapkan mampu menjadi generasi digital yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab.

Masih bersama Dr. Asep, mahasiswa juga mempelajari Demokrasi dan HAM berdasarkan Pancasila. Materi ini menekankan bahwa demokrasi Indonesia tidak hanya tentang kebebasan berpendapat, tetapi juga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Demokrasi Pancasila membentuk budaya partisipatif yang berakar pada moral, hukum, dan persatuan bangsa.

Sesi berikutnya dibawakan oleh Sukmayanti Ranadireksa, M.Psi., Psikolog dengan topik Preventing Violence and Bullying. Mahasiswa dikenalkan pada berbagai bentuk bullying—mulai dari verbal, fisik, sosial, hingga cyberbullying—beserta dampak negatifnya. Ia menekankan pentingnya peran mahasiswa untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, aman, serta berani menolak segala bentuk kekerasan.

Suasana semakin inspiratif dengan hadirnya Harastha Haifa Zahra, Puteri Indonesia 2024/Miss Supranational 2024, yang membawakan materi Membangun Kepercayaan Diri dan Personal Branding Sejak Masa Perkuliahan. Harastha mendorong mahasiswa untuk mengenali diri, mengasah potensi melalui karya dan organisasi, melatih public speaking, serta membangun portofolio yang kuat sejak dini. Personal branding, menurutnya, adalah modal penting untuk bersaing di dunia profesional.

Penutup sesi disampaikan oleh Soleh Ahmad Nugraha, S.S., Education Consultant, melalui tema Budaya Diskriminasi dan Toleransi. Mahasiswa diajak memahami bahwa keberagaman Indonesia—baik agama, suku, budaya, maupun cara hidup—adalah kekuatan bangsa. Dengan prinsip “Kita Beda, Kita Bersaudara”, mahasiswa diharapkan mampu menumbuhkan sikap toleransi, menghargai perbedaan, dan menjaga harmoni sosial.

Rangkaian PKBN hari ke-4 ini menjadi momentum penting untuk memperkuat karakter mahasiswa baru Itenas agar tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga beretika dalam dunia digital, memahami demokrasi, menolak kekerasan, percaya diri, serta menjadi agen toleransi di tengah masyarakat. (Humas)

Link Arsip Dokumentasi Kegiatan