Bandung, 13 September 2025 – Rangkaian Kuliah Umum Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) 2025 bagi mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional (Itenas) resmi dimulai. Hari pertama menghadirkan dua narasumber dengan bahasan yang relevan bagi generasi muda, yaitu Dr. Ginanjar Rahmawan, SE, MM, MH., Ast. Professor & Educational Coach STIE Surakarta, serta Prof. Dr. Bondan Tiara Sofyan, M.Si., Staf Ahli Menteri Pertahanan Republik Indonesia & Guru Besar Universitas Indonesia.
Pada sesi pertama, Dr. Ginanjar Rahmawan membawakan materi bertema Mengembangkan Ketangguhan pada Generasi Z (Developing Resilience). Dalam pemaparannya, ia mengulas realita kelebihan dan kelemahan Gen Z yang dikenal sebagai digital native—kreatif, inovatif, peduli isu sosial, dan adaptif terhadap perubahan. Namun, di sisi lain, mereka rentan mengalami FOMO, kecemasan, mudah burnout, dan kesulitan menghadapi tekanan jangka panjang.
Untuk itu, Dr. Ginanjar menekankan pentingnya membangun pola pikir dan kebiasaan baru. Mahasiswa perlu memiliki growth mindset, yaitu keberanian untuk mencoba, menerima kegagalan, serta menjadikannya sebagai bagian dari proses belajar. Selain itu, pengelolaan waktu dengan menyusun prioritas dan target yang jelas menjadi hal yang krusial. Di sisi lain, mahasiswa juga diajak untuk bijak dalam manajemen keuangan dengan mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Tak kalah penting, pengelolaan stres harus dilakukan secara sehat melalui praktik mindfulness, olahraga, berbagi pengalaman, hingga memperkuat spiritualitas. Sesi berlangsung interaktif, dengan mahasiswa baru Itenas aktif menyampaikan opini dan pengalaman mereka. Diskusi ini menciptakan suasana yang hidup sekaligus membuka ruang refleksi bagi generasi muda.
Wawasan Kebangsaan, Wawasan Nusantara, dan Bela Negara
Pada sesi kedua dan ketiga, Prof. Dr. Bondan Tiara Sofyan melanjutkan rangkaian kuliah dengan membawakan materi tentang Wawasan Kebangsaan, Wawasan Nusantara, dan Tataran Dasar Bela Negara.
Prof. Bondan menegaskan bahwa wawasan kebangsaan adalah fondasi penting dalam membentuk identitas bangsa. Ia menekankan bahwa keberagaman Indonesia harus dilihat sebagai kekuatan yang perlu dijaga dan dirawat. Sementara itu, Wawasan Nusantara dipaparkan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya, dengan menempatkan persatuan dan kesatuan wilayah sebagai prioritas utama.
“Wawasan Nusantara mengajarkan kita untuk melihat Indonesia secara utuh, bukan hanya dari sudut pandang daerah atau kelompok. Mahasiswa Itenas harus siap menjadi generasi yang menjaga persatuan dalam keberagaman,” tegasnya.
Selain itu, Prof. Bondan menguraikan konsep Bela Negara yang melampaui pengertian sempit tentang militer. Bela negara, jelasnya, adalah hak sekaligus kewajiban setiap warga negara yang dapat diwujudkan melalui berbagai dimensi:
- Ideologi – mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
- Politik – mendukung demokrasi dan konstitusi.
- Ekonomi – berperan dalam pembangunan dan kemandirian bangsa.
- Sosial budaya – merawat keberagaman dan persatuan.
- Pertahanan keamanan – mendukung sistem pertahanan sesuai kapasitas masing-masing.
“Sebagai mahasiswa, kontribusi bela negara bisa diwujudkan dengan belajar sungguh-sungguh, menghasilkan karya, serta menjaga persatuan dan etika akademik,” ujar Prof. Bondan.
Hari pertama PKBN Itenas 2025 ditutup dengan penuh semangat kebersamaan. Melalui materi dari Dr. Ginanjar dan Prof. Bondan, mahasiswa baru tidak hanya diajak untuk membangun ketangguhan individu sebagai bagian dari Generasi Z, tetapi juga diperkuat dengan pemahaman tentang wawasan kebangsaan dan bela negara.
Rangkaian PKBN 2025 akan terus berlanjut dengan menghadirkan tema-tema inspiratif lainnya yang relevan bagi mahasiswa, guna menumbuhkan kesadaran bela negara sekaligus membentuk generasi muda yang tangguh dan berintegritas. (Humas)