Kuliah Umum PKBN Itenas : Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme
Hari Sabtu sepanjang semester ganjil 2020/2021 adalah hari pelaksanaan kuliah umum Pembinaan Kesadaran Bela Negara yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru Itenas angkatan 2020. Meski diadakan secara daring, rangkaian kuliah umum PKBN ini diisi oleh para narasumber andal yang selalu menarik dan seru. Pada Hari Sabtu 5 Desember 2020, materi kuliah umum diisi dengan tema Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme yang dipaparkan oleh Marsekal Muda TNI (Purn) Dr. A. Adang Supriyadi, S.T., M.M. dan dimoderatori oleh Dosen Program Studi Arsitektur Itenas yaitu Irfan S. Hasim, S.T., M.T.
Sebelum menuju pada materi yang sudah ditunggu-tunggu, moderator terlebih dahulu moderator memperkenalkan narasumber kali ini yang amat mengesankan. Marsekal Muda TNI (Purn) Dr. A. Adang Supriyadi adalah perwira tinggi TNI Angkatan Udara dari Korps Penerbang yang memiliki jumlah jam terbang 11.303 jam dan memiliki pengalaman menerbangkan berbagai jenis pesawat, diantaranya; AS-202 Bravo, T-34 C, F-27TS, test pilot CN-235-100 M, serta B737 VVIP. Selain jejak karir militer dan akademik yang panjang, beliau pun telah menerbitkan beberapa buku yang bertajuk ‘Airmanship’, ‘Cyber Terrorism’, serta ‘Terrorism Human Error’. Materi kali ini membahas tentang bagaimana mencegah dan menanggulangi terorisme di masa kini, dipaparkan dengan sangat menarik oleh Marsekal Muda TNI (Purn) Dr. A. Adang Supriyadi sebagai ahlinya. Selain menerbitkan berbagai publikasi penelitian internasional mengenai counter-terrorism, beliau juga memegang hak paten Peta Prediksi Serangan Terorisme. Capaian tersebut disampaikan sebagai contoh untuk menginspirasi mahasiswa dalam melakukan penelitian dan berkarya. Karya yang dipatenkan ini merupakan sebuah peta prediksi, menggunakan 12 variabel yang dimasukkan ke dalam sistem informasi geografis berbasis geospasial sehingga prediksi yang dihasilkan akurat dan bukan berdasarkan asumsi belaka.
Pemaparan materi pun dimulai dari definisi & pentahapan radikalisme, doktrinasi online yang kini marak, kaitannya dengan generasi muda, ciri-ciri & contohnya, serta bagaimana solusi counter-terrorism harus dilakukan dengan metodologi riset yang tepat. Marsekal Muda TNI (Purn) Dr. A. Adang Supriyadi menekankan bahwa bila kita sudah menyampaikan sesuai metodologi, maka riset yang dilakukan akan sulit untuk disanggah karena argumennya kuat – meski tentunya masih bisa diperdebatkan.
Paparan yang sangat menarik dan membangkitkan semangat meneliti ini diapresiasi dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh khalayak peserta mahasiswa. Lebih dari 50 pertanyaan terkumpul, dan beberapa pertanyaan terbaik sempat terlontarkan untuk didiskusikan bersama.
Kini hari, dunia kian membutuhkan riset inovasi counter-terrorism. Karena perkembangan teknologi yang cepat, berarti mereka yang terpapar paham radikal atau ideologi tertentu juga sangat mungkin memanfaatkan teknologi tersebut untuk tujuan-tujuan buruk. Misalnya, bila hari ini telah diciptakan drone berukuran kecil yang mampu mengenali wajah target dan memuat bahan peledak, maka bukan hal mustahil teknologi ini digunakan oleh para teroris. Oleh karena itu pencegahan terorisme adalah memikirkan teknologi apa yang bisa dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut. Menjelang akhir pemaparan, disimpulkan juga bahwa peran mahasiswa selain meningkatkan pemahaman dan menjauhi ancaman serta pengaruh radikalisme terorisme adalah dengan berkontribusi melakukan riset inovasi yang bertujuan untuk melawan ancaman-ancaman terorisme (Della/BKHP).