Bandung, 25 April 2025 – Bertempat di Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, Program Studi Teknik Lingkungan menyelenggarakan pertemuan kolaboratif dengan Badan Teknologi Air dan Mineral (BTAM) di bawah Kementerian PUPR. Pertemuan ini membahas rencana pengembangan teknologi baru di bidang perekayasaan tanah gambut serta membuka peluang kerja sama antara kedua institusi.
Dalam kesempatan ini, Sugeng Paryanto, S.T., M.T., dari BTAM memaparkan rencana kegiatan perekayasaan yang bertujuan menghasilkan teknologi pemetaan jenis air gambut secara akurat. Meskipun teknologi tersebut belum memiliki standar resmi, PUPR berharap hasilnya dapat menjadi solusi tepat guna, asalkan melalui proses kajian kelayakan teknis dan akademik yang mendalam.

Program Studi Teknik Lingkungan Itenas didorong untuk terlibat aktif, baik melalui penelitian, program magang mahasiswa, kunjungan lapangan, maupun kontribusi dalam proyek-proyek yang sedang dijalankan oleh PUPR. Mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar langsung dari praktik lapangan, sebagai pelengkap pembelajaran di kelas.
Prof. Dr. Ir. Etih Hartati, M.T.. dari Teknik Lingkungan Itenas mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan program studi dan kompetensi mahasiswa. “Kegiatan seperti ini menjadi jembatan penting antara teori dan praktik nyata di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Eka Wardhani, S.T., M.T, dari Program Studi Teknik Lingkungan Itenas menambahkan pentingnya sinergi antar program studi, terutama jika proyek membutuhkan dukungan dari bidang geoteknik. Program Studi Teknik Sipil Itenas juga menyatakan siap memberikan dukungan melalui para tenaga ahlinya. Tak hanya fokus pada pengembangan teknologi gambut, Ir. Rachmawati Sugihhartati Dj., M.Env.Stud., Ph.D., juga menyampaikan bahwa PUPR sedang menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menyelenggarakan sertifikasi profesi di bidang air limbah serta sertifikasi operator air minum aman.
Dr. Moh. Rangga Sururi, S.T., M.T., sebagai Ketua Program Studi Teknik Lingkungan Itenas, menegaskan bahwa kerja sama ini juga mendukung upaya Itenas dalam memperoleh akreditasi laboratorium, serta menjadi langkah strategis bagi kedua belah pihak dalam memperkuat kolaborasi akademik dan praktis.
Sebagai penutup, Sugeng Paryanto, S.T., M.T., menyampaikan bahwa keputusan akhir terkait kelayakan teknologi akan ditentukan oleh tim kepakaran. Oleh karena itu, masukan dan kajian dari pihak akademisi Itenas sangat diharapkan.
Kerja sama ini dirancang fleksibel, dapat dilakukan baik oleh fakultas maupun perorangan, asalkan dilandasi oleh nota kesepahaman (MoU) antara Itenas dan BTAM, serta perjanjian kerja sama (MoA) antara program studi terkait dengan BTAM. Seluruh kegiatan berada dalam naungan bimbingan teknis (bimtek). (AB/IS)