Bandung, 21 Agustus 2025 – Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Instrumen Baru LAM Teknik dan Sosialisasi Akreditasi IABEE pada Kamis (21/8) bertempat di Gedung Rektorat. Acara ini dihadiri oleh pimpinan fakultas, dosen, serta tim kurikulum dan akreditasi dari berbagai program studi di Itenas. Tidak hanya dari internal, kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Rektor dan dosen dari Universitas Islam Bandung (Unisba) serta Universitas Majalengka, yang menunjukkan kolaborasi dan semangat berbagi pengetahuan antar perguruan tinggi.

Kegiatan dibuka dengan doa bersama, dilanjutkan dengan sambutan Rektor Itenas, Prof. Ir. Meilinda Nurbanasari, S.T., M.T, Ph.D.. Dalam sambutannya, Prof. Meilinda menekankan pentingnya sinergi civitas akademik dalam menghadapi dinamika akreditasi pendidikan tinggi teknik, baik pada level nasional melalui LAM Teknik maupun internasional melalui IABEE. Sesi utama diisi oleh Prof. Dr. Ing. Ir. Misri Gozan, M. Tech., IPU. yang membawakan materi mengenai perkembangan instrumen akreditasi. Beliau menyoroti bahwa pada awal penerapan, sebagian besar program studi teknik di Indonesia belum siap menerapkan Outcome-Based Education (OBE). Namun, perkembangan terkini menunjukkan bahwa sudah lebih dari 15% program studi mulai beralih ke pendekatan berbasis luaran.

Prof. Misri menjelaskan, sejak berdirinya IABEE pada 2013, diproyeksikan hanya sekitar 250 program studi teknik yang mampu mencapai standar akreditasi internasional dalam kurun 10 tahun. Kini, sudah ada lebih dari 125 program studi yang berhasil mengikuti proses General Accreditation (GA), setara dengan 50% dari target awal. “Hal ini menunjukkan adanya percepatan adaptasi perguruan tinggi dalam mengimplementasikan standar internasional,” jelasnya.

Dalam paparannya, Prof. Misri juga menguraikan prinsip dasar akreditasi yang menekankan keseimbangan antara input, proses, output, dan outcome. Ia menegaskan bahwa akreditasi bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari proses perbaikan berkelanjutan (continual improvement) untuk menjamin kualitas lulusan sesuai kebutuhan masyarakat dan industri. Lebih jauh, beliau mengingatkan bahwa profesi insinyur senantiasa berkaitan dengan risiko sehingga standar pendidikan teknik harus benar-benar menjamin kompetensi lulusan. “Masyarakat memiliki harapan tertentu terhadap setiap program studi teknik. Misalnya, lulusan teknik sipil harus mampu merancang konstruksi yang aman dan sesuai standar. Prinsip ini tidak boleh ditawar,” tegasnya.

Acara berlangsung interaktif melalui sesi tanya jawab, dimana peserta dengan antusias mendiskusikan berbagai tantangan implementasi instrumen terbaru, mulai dari sinkronisasi dengan standar nasional hingga peluang menuju akreditasi internasional. Kegiatan ditutup dengan penyerahan cendramata dari Rektor Itenas kepada narasumber, dilanjutkan sesi foto bersama.

Serah terima cinderamata dari Rektor Itenas, Prof. Ir. Meilinda Nurbanasari, Ph.D. kepada narasumber, Prof. Dr. Ing. Ir. Misri Gozan, M. Tech., IPU.

Melalui sosialisasi ini, peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai instrumen terbaru LAM Teknik yang menjadi acuan dalam penilaian akreditasi program studi bidang teknik, serta standar akreditasi IABEE (Indonesian Accreditation Board for Engineering Education) yang berorientasi pada mutu pendidikan teknik berbasis internasional. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, seluruh program studi di Itenas maupun perguruan tinggi mitra dapat semakin siap dalam menghadapi proses akreditasi, memperkuat kualitas kurikulum, serta menghasilkan lulusan yang unggul, berdaya saing, dan siap berkontribusi di tingkat nasional maupun internasional. (MS/SW)

[Klik untuk Arsip Foto Kegiatan]