Bandung, Mei 2025 — Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung kembali menunjukkan komitmennya dalam isu global, khususnya perubahan iklim. Salah satu dosen Program Studi Teknik Lingkungan Itenas, Dr. Eng. Didin Agustian Permadi, S.T., M.Eng., terpilih sebagai salah satu dari 120 pakar dunia yang terlibat dalam penyusunan laporan metodologi terbaru Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) untuk penghitungan Short-Lived Climate Forcers (SLCFs).
Keterlibatan ini merupakan bagian dari inisiatif IPCC dalam menyusun 2027 IPCC Methodology Report on Inventories for Short-Lived Climate Forcers. Laporan ini bertujuan untuk mengamandemen sistem pelaporan global terkait emisi gas rumah kaca dan polutan iklim jangka pendek, serta menghasilkan panduan internasional yang akan digunakan oleh seluruh negara anggota IPCC.
Proses penyusunan laporan ini diawali dengan tahapan nominasi pakar dari seluruh dunia, yang melibatkan 120 ahli dari berbagai bidang kehidupan, dibagi menjadi enam kelompok tematik beranggotakan masing-masing 20 orang. Dari Indonesia, dua akademisi terpilih, yakni Prof. Ir. Puji Lestari, Ph.D. dari ITB dan Dr. Eng. Didin Agustian Permadi dari Itenas, yang keduanya diajukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara independen.
Dr. Eng. Didin Agustian Permadi, S.T., M.Eng., yang telah aktif dalam berbagai kegiatan IPCC sejak masa pandemi COVID-19, terlibat dalam kelompok diskusi khusus bidang Limbah dan Gas Rumah Kaca. Pertemuan perdana para penulis utama (Lead Author Meeting) berlangsung pada 24–26 Maret 2025 di Bilbao – Spanyol, diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Spanyol.
Menurut Dr. Eng. Didin Agustian Permadi, S.T., M.Eng., panduan yang sedang disusun ini akan menjadi acuan internasional dalam pelaporan emisi, dengan memperhatikan kebaruan ilmiah dan praktik terbaik dari para ahli. Ia juga menyampaikan harapannya agar hasil dari forum ini dapat ditransformasikan ke dalam pembelajaran di lingkungan Prodi Teknik Lingkungan Itenas, khususnya dalam pengenalan kepada mahasiswa tentang isu SLCFs dan inventarisasi emisi secara komprehensif.
“Informasi yang kami peroleh dari forum ini akan diimplementasikan dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas,” ujar Dr. Eng. Didin Agustian Permadi, S.T., M.Eng., Ia juga menambahkan bahwa keterlibatan ini menjadi pemantik bagi Itenas untuk semakin fokus pada penelitian yang relevan dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Keterlibatan dosen Itenas dalam forum global ini menjadi bukti bahwa institusi pendidikan tinggi di Indonesia, termasuk Itenas, memiliki peran strategis dalam kontribusi terhadap kebijakan dan solusi perubahan iklim di tingkat internasional. (AB/IS)