Bandung, 9-11 Desember 2025 – Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung menggelar seminar nasional FAD Itenas Conference and Festival (iConFest) 2025. Acara yang mengusung tema “The Wisdom of Nature and Society’s Role in Creating Sustainable Solutions” ini berlangsung selama tiga hari, mulai Selasa, 9 Desember hingga Kamis, 11 Desember 2025, bertempat di Bale Dayang Sumbi dan Smart Classroom Itenas Bandung.

Kegiatan ini dibuka secara resmi pada hari pertama dengan rangkaian acara yang padat dan penuh wawasan. Hadir dalam pembukaan tersebut sejumlah pimpinan Itenas, antara lain Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Ir. Tarsisius Kristyadi, S.T., M.T., Ph.D., IPM, ASEAN, Eng., Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Umum Dwi Aryanta, S.T., M.T., Dekan FAD Rosa Karnita, S.Sn., M.Sn., Ph.D., serta Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Dr. Soni Darmawan, S.T., M.T.

Dalam sambutannya mewakili Rektor Itenas, Prof. Tarsisius Kristyadi menekankan pentingnya budaya publikasi dan pameran bagi insan akademis dan kreatif. Beliau menyampaikan pesan inspiratif agar mahasiswa dan dosen tidak bosan untuk mempublikasikan karyanya agar dapat dikritisi dan dibangun menjadi lebih baik.

“Ketika berkarya jangan bosan untuk mempublikasikan atau dipamerkan, supaya dikenal, bisa dikritisi. Kenapa penting? Karena masukan bisa digunakan untuk membangun. Jangan patah semangat untuk dikritisi, harus bangga karena ada orang yang mengkritisi,” ujar Prof. Tarsisius. Beliau juga menambahkan bahwa budaya bertukar pikiran dan berpameran adalah hal penting yang harus dilestarikan, selaras dengan visi Itenas.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Pelaksana Acara, Sri Retnoningsih, S.Sn., M.Ds., menjelaskan esensi dari tema acara tahun ini. “Menyadari dan merenungkan hal penting bahwa society dan nature adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Melalui FAD iConFest ini, kita berkesempatan mendengarkan narasumber, mengikuti workshop, dan melangkah nyata untuk kehidupan lebih baik,” ungkapnya.

Dekan FAD, Rosa Karnita, Ph.D., menambahkan bahwa tema ini berangkat dari kegelisahan bersama mengenai krisis energi yang menjadi isu nasional maupun internasional. Konferensi ini diharapkan mengangkat kearifan lokal sebagai landasan menjaga keberlangsungan bumi.

Sesi utama pada hari pertama menghadirkan tiga Keynote Speakers dari latar belakang yang beragam, dipandu oleh moderator Erwin Yuniar Rahadian, S.T., M.T., Wiwi Isnaini, M.Ds., dan Inko Sakti Dewanto, S.T., M.Ds.

Keynote Speaker pertama, Ts. Dr. Nur Faizah Binti Mohd Pahme dari UiTM Global Malaysia, membawakan materi bertajuk “Designing with Indigenous Wisdom: Branding as a Tool for Sustainable Communities”. Dalam paparannya, beliau menyoroti pengalaman kerjanya bersama komunitas Semai. “As designers, the question is not what we can take from Indigenous culture, but what we can learn from it,” tegasnya. Ia menekankan bahwa desain yang dipandu oleh alam dan dibentuk oleh masyarakat dapat menciptakan dampak yang bermakna dan abadi.

Sementara itu, Irfan Febrianto, S.T., M.ARS., Kepala Bidang Cipta Karya yang mewakili Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Kota Bandung, menekankan aspek kolaborasi pemerintah. Menurutnya, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dan memerlukan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan pembangunan arsitektur yang tidak hanya indah, tetapi juga taat aturan dan standar.

Sesi keynote ditutup oleh Prof. Ulrich Martin Plank, Associate Professor di Departemen Film UPI Bandung, yang memberikan pandangan filosofis mengenai kebijaksanaan kuno dan realitas sistem keberlanjutan. “Marilah kita semua menjaga bersama-sama, peka untuk melihat sekitar kita, saling terkoneksi satu sama lain,” ajaknya kepada para peserta.

Selain sesi akademis, acara ini juga dimeriahkan oleh Plenary Speaker Session yang menghadirkan praktisi desain Arie Kusumah, S.Sn (Owner Studio Desain) dan Mega Puspita, S.Ds. (Founder PT Studio Dapur Nusantara).

Antusiasme peserta semakin terasa pada sesi Invited Speaker yang menghadirkan para alumni FAD Itenas yang telah sukses di industri kreatif. Bayu Adharmacilla dari Jumping Space berbagi tips bisnis kreatif dengan menekankan pentingnya menemukan keunikan diri (“Size, Shape, Client”). BauPutri Annisa, seorang Visual Merchandiser di Buttonscarves, berbicara tentang menemukan ruang baru dalam karier kreatif, sementara Maevara Audrey, Senior Product Designer di Noesa, membagikan pengalamannya bekerja dengan pengrajin lokal yang mengajarkan kesabaran dan penghormatan terhadap budaya turun-temurun. Sesi ini juga turut menghadirkan Maulina Putri dan Zulfan Maulidan yang berbagi pengalaman di bidang desain produk tas ekspor.

FAD IconFest 2025 tidak hanya berisi seminar, tetapi juga serangkaian workshop interaktif yang digelar pada hari kedua dan ketiga. Pada Rabu, 10 Desember 2025, peserta diajak mengikuti workshop merajut bersama Maharani Dian Permanasari, S.Ds., M.Ds., M.Phil., Ph.D. (Desain Produk Itenas), workshop Clay bersama Surya Sumirat, serta workshop Upcycle Plastic yang dipandu oleh Iyus Kusnaedi, S.Sn., M.Ds., (Desain Interior Itenas) dan Sri Retnoningsih, S.Sn., M.Ds., (DKV Itenas).

Puncak acara berlangsung pada Kamis, 11 Desember 2025, yang diawali dengan Workshop Hoverlay pada pagi hari. Rangkaian kegiatan akan ditutup dengan penganugerahan FAD Award dan pengumuman pemenang lomba sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya terbaik mahasiswa dan peserta.

Melalui perpaduan antara wawasan akademis, pengalaman praktis, dan keterampilan teknis, FAD iConFest 2025 membuktikan komitmen Itenas dalam mencetak insan kreatif yang tidak hanya unggul secara keilmuan, tetapi juga peduli terhadap kelestarian lingkungan dan nilai-nilai sosial masyarakat. (Humas)

Link Arsip Dokumentasi Kegiatan