Bandung, 20 November 2024 – Institut Teknologi Nasional Bandung (Itenas) menjadi tuan rumah kunjungan Patok Banding atau benchmarking oleh sejumlah pimpinan dan perwakilan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo pada Rabu (20/11). Kegiatan yang berlangsung di Gedung Fakultas lantai 3 ini menjadi ajang bertukar informasi dan pengalaman guna memajukan mutu PTS di Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan Itenas, termasuk Rektor, Wakil Rektor, serta para Wakil Dekan. Selain itu, turut hadir ketua yayasan dan/atau pimpinan Perguruan Tinggi Swasta di LLDIKTI Wilayah XVI, Kepala Layanan LLDIKTI Wilayah XVI, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Rektor Itenas menyampaikan apresiasi dan rasa hormat atas kehadiran delegasi dari wilayah Sulawesi. “Kegiatan ini diadakan karena kita memiliki tujuan yang sama, yaitu mencetak sumber daya manusia unggul di PTS. Kami akan belajar dari Bapak dan Ibu semua, dan melalui penandatanganan MoU ini, kami berharap dapat menghasilkan banyak hal baik bagi mahasiswa Itenas maupun mahasiswa dari Sulawesi,” ujar Rektor.
Kepala LLDIKTI Wilayah XVI juga menyoroti pentingnya kunjungan ini. Ia mengungkapkan bahwa rekomendasi untuk melakukan benchmarking ke Itenas berasal dari Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Samsuri, yang menilai Itenas sebagai institusi relevan untuk dijadikan contoh. “Kami berharap dapat menerapkan pembelajaran ini demi meningkatkan mutu PTS di wilayah kami serta mengejar kemajuan yang telah dicapai Itenas,” jelasnya.
Momentum penting dalam acara ini adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Itenas dan perwakilan LLDIKTI XVI. Dilanjutkan dengan sesi best practices mengenai tata kelola perguruan tinggi unggul yang disampaikan oleh Tarsisius Kristyadi. Dalam sesi ini, Itenas berbagi pengalaman terkait pencapaian akreditasi unggulnya dan keberhasilannya menduduki peringkat ke-6 sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia menurut QS Asia University Rankings 2025.
Rektor Itenas juga menjelaskan strategi institusi dalam menghadapi persaingan, termasuk dengan institusi dan universitas negeri. “Program studi kami memang tergolong klasik, namun yang kami ubah adalah fokus pada peminatan. Selain itu, kami menerapkan proses seleksi ketat dalam rekrutmen dosen, yang diawali dengan penandatanganan pakta integritas,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, Itenas dan delegasi LLDIKTI Wilayah XVI berkomitmen untuk terus bersinergi dalam mengembangkan mutu pendidikan tinggi. Dengan semangat berbagi pengalaman dan inovasi, diharapkan kolaborasi ini dapat membawa manfaat besar bagi seluruh pihak, terutama mahasiswa, sebagai generasi penerus bangsa. (NK)