Bandung, 28 April 2025 – Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional (HMTL Itenas) menuturkan pengalaman dan cerita menariknya tentang ‘River CleanUp’ yang berkolaborasi dengan Gelanggang Hijau dan Plastic Fisher dalam menggelar kegiatan River CleanUp di Kampung Cibarani, Bandung. Aksi ini dilaksanakan dalam dua momentum penting, yakni bertepatan dengan Hari Sampah Nasional di bulan Februari dan Hari Bersih Sungai di bulan April 2025. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitar.

Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya terkait pencemaran sungai. Dipilihnya Sungai Cibarani didasarkan pada kondisi nyata di lapangan. “Sungai Cibarani memiliki riwayat sampah dan limbah yang cukup merugikan masyarakat. Ini yang membuat kami terdorong untuk melakukan aksi nyata,” ujar Dava Aditya, mahasiswa Teknik Lingkungan Itenas.

Acara ini diinisiasi oleh Departemen Luar Negeri HMTL Itenas, dengan dukungan dari Program Studi Teknik Lingkungan Itenas, jajaran komunitas Gelanggang Hijau, serta dukungan penuh dari Plastic Fisher yang juga melibatkan pihak internasional dari Jerman. Kegiatan ini turut melibatkan komunitas eksternal seperti Bikers’ Brotherhood, aktivis lingkungan Cibarani, serta masyarakat lokal, memperkuat kolaborasi lintas sektor demi keberhasilan program.

Dalam pelaksanaannya, tim panitia terlebih dahulu melakukan sosialisasi internal kepada anggota HMTL terkait prosedur keselamatan dan teknis pembersihan, serta pendekatan kepada masyarakat. “Kami ingin memastikan bahwa kegiatan ini diterima baik oleh masyarakat, bukan hanya sekadar datang dan membersihkan,” jelas Vanya Mega.

Kolaborasi dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Pada awal kegiatan, masyarakat sempat menunjukkan sikap skeptis. “Banyak warga yang ragu, mereka khawatir sampah yang sudah dikumpulkan akan dibiarkan menumpuk begitu saja,” ungkap Dava Aditya. Namun, berkat sosialisasi aktif dan adanya kerjasama pengelolaan sampah bersama Plastic Fisher, masyarakat akhirnya mulai menerima bahkan turut terlibat aktif dalam proses pemilahan sampah.

Nasywa Khalishah menuturkan tantangan yang dihadapi tidak hanya teknis di lapangan, tetapi juga administratif. “Perizinan itu tantangan terbesar kami, apalagi melibatkan banyak pihak. Kami harus benar-benar memastikan keamanan, ketertiban, dan keterlibatan masyarakat sekitar,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya edukasi sebelum dan sesudah kegiatan agar program ini memiliki dampak berkelanjutan.

Foto bersama di sela kegiatan River CleanUp.

Selain pembersihan, bersama Plastic Fisher, panitia juga mengadakan program pemilahan dan pengalihan sampah ke pihak pengelola yang mampu mengubah sampah menjadi barang baru yang berguna. “Kami tidak ingin sekadar membersihkan, tapi juga memberi nilai tambah dari limbah yang kami kumpulkan,” tambah Vanya Mega.

HMTL Itenas berharap kegiatan River CleanUp ini dapat menjadi program rutin. “Kami berharap, bukan hanya HMTL, tetapi seluruh civitas akademika Itenas bisa terlibat dan mendukung program-program lingkungan seperti ini secara konsisten,” ujar Dava Aditya menutup sesi wawancara.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara mahasiswa, komunitas lingkungan, pemerintah lokal, dan masyarakat dapat menjadi kunci dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang. (AB/IS)