Bandung, 28 Februari 2025 – Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC UI), Program Studi Teknik Lingkungan Itenas Bandung, dan Viriya ENB menggelar workshop lintas sektor di Hotel Mercure Nexa Bandung pada tanggal 28 Februari 2025. Workshop ini membahas dampak kesehatan dari implementasi peningkatan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) standar Euro 4/6 di Indonesia. Diskusi panel ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari lintas sektor.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai instansi, termasuk Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, BPJS, BMKG, juga para akademisi jenjang perguruan tinggi. Sesi diskusi panel dipaparkan oleh beberapa narasumber, diantaranya Prof. Muhayatun Santoso, Ph.D selaku Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kota Bandung, dan Mila Dirgawati, S.T., M.T., Ph.D. selaku Dosen Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional.

Prof. Budi Haryanto, ketua RCCC UI, menyinggung arahan pemerintah kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk mengatasi polusi di Indonesia, dimana kualitas BBM bersubsidi menjadi penyumbang signifikan (47%) terhadap polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan. Rencana implementasi Euro 4/6 diharapkan dapat fokus pada aspek ekonomi, media, kesehatan, dan lingkungan. 

Dalam wawancara singkat, Prof. Budi Haryanto menjelaskan akan ada langkah konkret yaitu menyiapkan training of trainer, dan juga komunikasi berkelanjutan dengan sektor – sektor yang terlibat mengenai kesediaan data yang akan dikaji bersama. Prof. Budi mengharapkan adanya keterbukaan komunikasi dari berbagai sektor pemangku data, dimana hasil dari diskusi dan pengkajian data ini akan diserahkan kepada sektor pemerintah agar dapat menjadi regulasi untuk mengantisipasi berbagai permasalahan yang ada di sekitar. “Kita bisa belajar lewat diskusi ini melalui point of view dari berbagai sektor.”, ucap Prof. Budi Haryanto menjelaskan urgensi dari workshop ini.

Dr. Moh. Rangga Sururi, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Lingkungan Itenas

Dr. Moh. Rangga Sururi, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Lingkungan Itenas, berharap diskusi ini dapat menghasilkan regulasi yang dapat diimplementasikan oleh para pemangku kepentingan terkait. Selaras dengan hal tersebut, Dr. Eng. Didin Agustian Permadi, S.T., M.Eng., Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Itenas, menyampaikan adanya tantangan yang akan dihadapi adalah ketersediaan data, namun hal tersebut harus diupayakan oleh lembaga riset baik dari Perguruan Tinggi, BRIN, dan BMKG untuk senantiasa memberikan data yang mumpuni. “Hasil riset dan tugas akhir di Itenas kami jadikan media yang paling tepat untuk melibatkan mahasiswa dalam berbagai permasalahan nyata yang ada di masyarakat.”, tutur Dr. Eng. Didin Agustian Permadi, S.T., M.Eng., menjelaskan kontribusi mahasiswa Itenas dalam workshop ini.

Mila Dirgawati, Ph.D, Dosen Teknik Lingkungan Itenas Bandung, ketika menyampaikan diskusi dengan topik “Aplikasi Land Use Regression Model untuk Pemetaan Kualitas Udara PM10 dan PM2.5 di Kota Bandung”

Pihak dari Dinas Kesehatan menjelaskan, “Tantangan dari hasil diskusi ini adalah komitmen untuk memberikan data, serta menginterpretasikan data dengan benar. Dengan komitmen dan persepsi yang sama, diharapkan dapat mendukung perancangan regulasi pemerintah yang berlandaskan dengan data yang ada dari lintas sektor.”

Workshop ini menyoroti urgensi peningkatan kualitas BBM di Indonesia untuk mengurangi dampak negatif polusi udara terhadap kesehatan dan lingkungan. Selama sesi diskusi berlangsung, seluruh tamu turut menyuarakan pandangannya dengan latar belakang yang berbeda dan hal tersebut memberikan sisipan baru terkait bagaimana keseimbangan serta kualitas udara sangat penting bagi kehidupan tidak hanya manusia, melainkan lingkungan hidup sekitar. (AB/IS)