Pada tanggal 31 Oktober 2024, Institut Teknologi Nasional (Itenas) menjadi tuan rumah kegiatan pembekalan teknis program penanganan sampah yang diadakan oleh LLDIKTI untuk Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan mahasiswa di Bandung. Acara ini dihadiri oleh 186 peserta dari 62 perguruan tinggi, menunjukkan komitmen bersama untuk menyelesaikan masalah sampah di kota yang padat ini.

Pembukaan acara dimulai dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”, menciptakan suasana kebersamaan dan semangat nasionalisme. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara LLDIKTI 4, Pemkot Bandung, dan perguruan tinggi di wilayah tersebut. Melalui koordinasi ini, diharapkan akan ada program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang efektif dalam menangani masalah sampah, memberikan bekal penting bagi dosen dan mahasiswa.

Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari deklarasi Universitas Telkom yang sebelumnya telah disepakati dalam forum pemimpin. Dengan melibatkan 62 perguruan tinggi, program ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik nyata di masyarakat, khususnya dalam penanganan sampah.

Dalam paparannya, Ibu Siti Ainun dari Itenas menjelaskan tentang pentingnya pemisahan sampah organik dan anorganik. TPA Sarimukti, yang kini dalam kondisi memprihatinkan, menjadi contoh nyata betapa mendesaknya penanganan ini. Dengan 99 kelurahan di Bandung yang memiliki KBS (Kelurahan Bebas Sampah) di bawah 50%, program ini menargetkan untuk melibatkan 990 mahasiswa dalam praktik langsung di lapangan, masing-masing didampingi satu DPL.

Konsep yang diusung dalam program ini sederhana namun efektif: “sumber, kumpul, angkut, buang”. Hal ini bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dari membuang sampah sembarangan menjadi lebih bertanggung jawab dengan mengimplementasikan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).

Sesi diskusi yang dipimpin oleh Ibu Rahma dari Unisba menyoroti pentingnya pemetaan dan strategi pelaksanaan yang jelas untuk memaksimalkan dampak program ini. Ibu Siti Ainun menegaskan bahwa setiap perguruan tinggi perlu menemukan metode yang tepat untuk mengatasi masalah spesifik di masyarakat.

Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa masalah sampah adalah tanggung jawab kita semua. Setiap individu berkontribusi pada masalah ini, dan oleh karena itu, setiap individu juga harus terlibat dalam solusinya.

Ibu Gina dari LLDIKTI menutup acara dengan menekankan bahwa program ini bukan hanya tentang pengurangan sampah, tetapi juga tentang edukasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Dengan melibatkan mahasiswa dan masyarakat dalam program ini, diharapkan akan tercipta kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Kegiatan ini akan berlanjut dari tanggal 1 November hingga 30 November, dengan tujuan untuk mencapai target pengurangan sampah yang ditetapkan oleh Pemkot Bandung. Melalui program ini, diharapkan tercipta perubahan yang signifikan dan berkelanjutan dalam penanganan sampah di Kota Bandung, serta peningkatan soft skill bagi mahasiswa yang terlibat.

Dengan semangat kolaborasi dan tindakan nyata, kita semua bisa berkontribusi pada perubahan positif bagi lingkungan. Mari bersama-sama wujudkan Bandung yang lebih bersih dan berkelanjutan! (NK/NS)