Pada Rabu, 13 November 2024, Program Studi Teknik Lingkungan Itenas menyelenggarakan sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan memperkenalkan program studi ini kepada mitra BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) Air Minum Kota Cimahi. Acara ini juga menjadi momen penting untuk mempresentasikan hasil penelitian terapan yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek Dikti). Penelitian yang berjudul “Peningkatan Sistem Operasional Pemantauan Senyawa Organik Terlarut di Instalasi Pengolahan Air Minum berbasis Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) Tahan Iklim” ini dikerjakan oleh dua dosen Teknik Lingkungan Itenas, Dr. Mohamad Rangga Sururi dan Dr. Mila Dirgawati, PhD.
Kegiatan FGD ini bertujuan untuk memaparkan hasil prototipe penelitian dan memberikan wawasan tentang bagaimana penelitian tersebut akan diterapkan dalam meningkatkan sistem pengolahan air minum di Kota Cimahi. Selain itu, acara ini juga berfungsi sebagai ajang untuk memperkenalkan lebih jauh Program Studi Teknik Lingkungan Itenas kepada mitra industri, dalam hal ini adalah BLUD Air Minum Kota Cimahi.
Dalam pembahasan awal, Dr. Rangga Sururi memaparkan tantangan besar yang dihadapi Kota Cimahi terkait kualitas air baku. Sungai Cimahi yang menjadi sumber utama air baku tercemar, dengan sejumlah parameter kualitas air yang tidak memenuhi standar, seperti kekeruhan, warna, kandungan alumunium, besi, dan coliform. Uji laboratorium menunjukkan bahwa kualitas air baku di sungai Cimahi tidak sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan).
Musim hujan menjadi tantangan tambahan dalam pengolahan air baku, karena kadar kekeruhan dan kontaminasi lainnya meningkat, membuat proses penyaringan dan pemurnian lebih sulit dibandingkan dengan musim kemarau. Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan oleh tim Itenas bertujuan untuk meningkatkan sistem operasional pemantauan senyawa organik terlarut di Instalasi Pengolahan Air Minum (WTP) Cimahi Utara. Proyek ini berfokus pada penerapan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) yang tahan iklim, yang akan menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan kualitas air baku yang tidak stabil.
Meskipun penelitian ini masih dalam tahap pengembangan, tim peneliti berharap bahwa hasil yang diperoleh tidak hanya berupa laporan penelitian atau paper ilmiah, tetapi juga dapat diimplementasikan secara langsung untuk meningkatkan kualitas pengolahan air di Cimahi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang bagi sistem pasokan air bersih di daerah tersebut. Dengan penerapan sistem yang lebih efisien dan berbasis pada riset ilmiah yang tahan iklim, diharapkan kualitas air yang dihasilkan dapat memenuhi standar dan lebih aman untuk konsumsi publik.
Salah satu langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko dalam sistem pasokan air BLUD Cimahi, dengan fokus pada penghilangan senyawa organik terlarut. Penekanan pada aspek tahan iklim menjadi hal penting, mengingat perubahan cuaca yang ekstrim dapat mempengaruhi kualitas air dan mengganggu proses pengolahan air baku.
Setelah penjelasan materi penelitian oleh Dr. Rangga dan Dr. Mila, sesi diskusi dimulai dengan antusiasme tinggi dari para peserta, termasuk pihak BLUD Air Minum Kota Cimahi. Banyak pertanyaan dan tanggapan yang muncul mengenai implementasi prototipe dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam pengaplikasiannya. Pihak mitra sangat mengapresiasi penelitian yang dilakukan oleh Itenas, karena hasilnya tidak hanya bermanfaat untuk akademik, tetapi juga dapat diaplikasikan langsung untuk meningkatkan kualitas pelayanan air minum di Cimahi.
Pak Amat, salah satu perwakilan dari BLUD Cimahi, menyampaikan rasa terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin antara Itenas dan pihaknya. Menurutnya, Cimahi merasa sangat beruntung karena menjadi lokasi penelitian yang dapat memberikan kontribusi langsung pada perbaikan kualitas pengolahan air di daerah tersebut. “Dengan adanya penelitian ini, kami berharap dapat menghasilkan peningkatan yang baik dalam sistem pengolahan air. Jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki, kami siap untuk bersama-sama mencari solusi agar hasilnya semakin optimal,” ujar Pak Amat.
Acara FGD ini diakhiri dengan penyerahan cenderamata dari pihak Itenas kepada Pak Amat sebagai bentuk apresiasi atas kerjasama yang terjalin. Pak Amat juga menegaskan pentingnya komitmen dari semua pihak untuk serius dalam mengerjakan penelitian ini. “Kami berharap hasil penelitian ini bisa memberikan manfaat yang nyata, tidak hanya untuk masyarakat Cimahi, tetapi juga untuk daerah-daerah lainnya yang menghadapi masalah serupa dalam pengolahan air,” tambahnya.
Sebagai penutup, Pak Amat meminta agar penelitian ini dapat terus berkembang dan diperbaiki jika diperlukan, dengan tujuan menghasilkan solusi yang lebih baik dalam menyediakan air bersih yang berkualitas bagi masyarakat. Ia berharap kolaborasi ini bisa berlanjut dengan progres yang lebih nyata, dan pada akhirnya memberi dampak positif yang luas.
Dengan penelitian yang berbasis pada Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) tahan iklim, diharapkan pengolahan air di Cimahi akan lebih efisien dan efektif. Kolaborasi antara pihak akademik, pemerintah daerah, dan mitra industri seperti BLUD ini menjadi kunci untuk menghadirkan solusi konkret dalam menangani masalah kualitas air baku yang seringkali menjadi tantangan di banyak daerah. Penelitian ini bukan hanya menjadi sebuah pencapaian bagi tim peneliti, tetapi juga menjadi harapan baru bagi masyarakat Cimahi dan daerah lainnya yang memerlukan inovasi dalam pengolahan air minum. Dengan adanya kerjasama yang erat, diharapkan Indonesia dapat menuju pengelolaan sumber daya air yang lebih berkelanjutan, aman, dan berkualitas. (NK/NS)