Itenas, 25 Oktober 2024 – Institut Teknologi Nasional (Itenas) mengadakan kuliah umum bertema “Nikel dan Masa Depan Industri Global serta Transisi Energi Berkelanjutan” yang diselenggarakan oleh Harita. Acara ini berlangsung di Bale Dayang Sumbi Itenas dan dihadiri oleh berbagai kalangan akademis dan industri.
Prof. Meilinda Nurbanasari, Rektor Itenas, membuka acara dengan resmi memukul gong. Ia didampingi oleh Ir. Tonny Gultom, HSE Director Harita Nikel. Dalam sambutannya, Prof. Meilinda mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri. “Kehadiran Harita sangat tepat pada saat kami melakukan transformasi visi. Kami berharap masukan dari Harita dapat membantu memperbarui kurikulum dan menyiapkan mahasiswa agar siap menghadapi tantangan industri,” ujarnya.
Ir. Tonny Gultom, HSE Director Harita Nickel menjelaskan bahwa Harita merupakan perusahaan Indonesia yang telah beroperasi lebih dari 10 tahun di sektor pertambangan nikel terintegrasi berkelanjutan di Pulau Obi, Halmahera Selatan. “Kami mendorong mahasiswa untuk menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda dan mobil listrik guna mengurangi polusi,” kata Tonny. Ia juga menjelaskan bahwa meskipun harga kendaraan listrik saat ini tinggi, di masa depan harganya akan turun seiring perkembangan teknologi.
Iwan Syahroni, S.Si, M.H., Deputy Head HSE Harita Nickel, menekankan pentingnya hilirisasi dalam industri nikel. Harita telah membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) untuk memastikan bahwa nikel yang ditambang tidak hanya diekspor sebagai bahan mentah. Selain itu, Harita juga fokus pada pemberdayaan masyarakat sekitar dengan memberikan pelatihan, bantuan kesehatan, dan dukungan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Latif Supriadi, Head of External Relations Harita Nickel, menambahkan bahwa Harita berkomitmen untuk memperhatikan aspek sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi operasional. “Kami ingin memastikan bahwa keberadaan kami membawa manfaat bagi masyarakat, bukan hanya dalam hal ekonomi tetapi juga dalam pendidikan dan kesehatan,” tuturnya.
Prof. Dr. Ir. Etih Hartati, M.T., dosen Teknik Lingkungan Itenas, menyampaikan materi tentang tantangan pertambangan nikel dan dampaknya terhadap lingkungan. Ia menjelaskan pentingnya mengikuti regulasi yang ada untuk meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan, termasuk pengelolaan pasca-pertambangan.
Kegiatan “Harita Goes to Campus” bukan hanya sebuah kuliah umum, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk menjembatani dunia akademis dan industri. Dengan kolaborasi ini, diharapkan mahasiswa Itenas dapat lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia kerja, sekaligus berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia. (NK/NS)